Monday, April 9, 2012

Dongeng anak Indonesia - Kisah Patung Tunggara

Ini adalah dongeng anak indonesia yang dulu pernah saya dengar lewat kaset produksi sanggar cerita anak, namun saya lupa label-nya. Dongeng anak indonesia kali ini dengan judul kisah patung tunggara. Dikisahkan ada sebuah patung emas yang berada diatas bukit. Entah siapa yang membuat patung tersebut, namun patung itu sangat indah karena berlapis emas pada lapisan luarnya

Alkisah patung tersebut bernama patung tunggara. Patung ini memiliki teman seekor burung rajawali yang selalu datang dan menghampiri serta menemani patung tunggara setiap harinya.


Nun jauh di bawah bukit dimana patung itu berada, ada sebuah dusun dimana orang-orang disana hidup dengan tentram dan damai. Anehnya orang-orang di dusun tersebut belum tahu keberadaan patung emas yang ada diatas bukit.

Pada suatu hari, datanglah bencana yang menimpa. Hujan yang datang lebih lebat dari biasanya dan hujan tersebut akhirnya mendatangkan banjir yang sangat dahsyat. Seluruh orang yang ada di dusun lari tunggang langgang menyelamatkan diri dari air bah yang datang dengan tiba-tiba. Semua penduduk dusun berlari menaiki bukit agar terhindar dari terjangan air bah yang sangat dahsyat.

(Dongeng anak dan cerita anak hanya di http://dongenganakindonesia1.blogspot.com)

Setelah banjir mereda, mereka kembali ke dusun mereka. Terjangan banjir telah memporak-porandakan isi dusun, rumah, hewan ternak dan semua harta benda mereka tidak ada yang tersisa. Kini mereka tidak tahu bagaimana harus berbuat apa. Sementara itu di ketinggian bukit, sang burung rajawali berkata kepada patung tunggara. "Arrk...hai patung, lihatlah dibawah sana, penduduk dusun kini tidak punya apa-apa lagi, rumah mereka semua terbawa air banjir yang dahsyat..arrk", burung rajawali sangat sedih melihat keadaan penduduk dusun setelah bencana banjir.

Si Patung berkata " Wahai rajawali, segera copotlah semua emas yang ada ditubuhku dan terbanglah ke angkasa untuk membagikan emas ku ini". "Ah jangan patung, nanti kau tidak terlihat indah lagi" jawab rajawali. "Jangan hiraukan aku, cepat kau lepaskan emas-ku ini, dan segera bagikan kepada penduduk dusun yang sudah mulai kelaparan".

(Dongeng anak dan cerita anak hanya di http://dongenganakindonesia1.blogspot.com)

Dengan berat hati rajawali mulai mematuk dan mengambil emas yang ada pada patung tunggara. "Hey...ternyata kau terbuat dari kayu!!", rajawali terperanjat melihat patung tunggara terbuat dari kayu didalamnya" " Benar, rajawali..aku terbuat dari kayu didalamnya dan dilapisi emas, cepat kau bagikan emas-emas ini".

Lalu rajawali terbang keangkasa dan mulai membagikan emas. Penduduk dusun sangat senang, mereka langsung membelikan emas tersebut dengan bahan makanan yang banyak. Akan tetapi setelah mereka punya lauk pauk, kini mereka kebingungan mencari kayu bakar, sebab semua pohon sudah rusak dan hancur diterjang banjir. Lalu mereka pergi keatas bukit untuk mencari kayu bakar.

Sesampainya diatas bukit mereka menemukan patung tunggara yang sudah berubah menjadi patung kayu. Lalu mereka beramai-ramai mulai memotong patung tunggara, lalu mereka bawa pulang untuk menjadi kayu bakar.

(Dongeng anak dan cerita anak hanya di http://dongenganakindonesia1.blogspot.com)

Sesampainya dirumah, mereka mulai memasak dengan memakai kayu yang berasal dari patung tadi. Lalu seketika itu patung berkata kepada penduduk yang sedang memasak." Wahai manusia..!"..sontak mereka terkejut mendengar suara tadi. "Jangan takut. aku adalah patung yang kalian potong, tapi aku tidak marah, aku hanya ingin berpesan kepada kalian, janganlah menebang hutan sembarangan dan terlalu serakah dengan hasil alam".

Penduduk yang mendengar suara tadi, akhirnya menyadari bahwa musibah yang terjadi kepada mereka adalah ulah mereka sendiri karena menebangi pohon-pohon dihutan dan akhirnya tidak dapat menahan air dan datanglah banjir.

Terima kasih sudah membaca cerita anak di blog dongeng anak Indonesia (http://dongenganakindonesia1.blogspot.com/), semoga bermanfaat bagi anda dan buah hati anda tercinta.

No comments:

Post a Comment